MAKALAH PROBLEM SOLVING IN ORGANISATION “LEMAHNYA MENTAL MAHASISWA UNTUK MASUK DUNIA ORGANISASI KAMPUS”

 

MAKALAH PROBLEM SOLVING IN ORGANISATION “LEMAHNYA MENTAL MAHASISWA UNTUK MASUK DUNIA ORGANISASI KAMPUS”

Karya ini disusun sebagai syarat untuk mendaftar “GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BEM FKIP UPY 2023/2024” yang diselenggarakan oleh LM KPUM UPY.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Oleh:

Wida Dien Ramadhan (21144600229)

Yusuf Putra Sholihin   (21144800023)

 

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2022/2024

 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik.

Makalah yang berjudul , LEMAHNYA MENTAL MAHASISWA UNTUK MASUK DUNIA ORGANISASI KAMPUS. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi syarat pendaftaran gubernur dan wakil gubernur Univerditas PGRI Yogyakarta, yang dalam proses penyusunannya tak lepas dari masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih atas bimbingannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk akademisi pada khususnya. Kami yakin dalam penulisan dan penyusunan tugas ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Dengan segala keterbatasan besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya, dan berguna bagi pembaca pada umunya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

 

Yogyakarta, 18 Mei 2023

 

Penyusun

 

 

 

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Seseorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi terdiri dari Sekolah tinggi, Akademi, Institut, Politeknik dan yang paling umum adalah Universitas bisa disebut mahasiswa. Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan melakukan aktivitas sebagai mahasiswa. Namun tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi mahasiswa juga diharapkan ikut berperan aktif dikalangan masyarakat dan pemerintah. Organisasi yang ada di kampus bertujuan menunjang mahasiswa agar tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu artinya mahasiswa yang hanya kuliah pulang-kuliah pulang dan dapat memberikan pengalaman setelah lulus kuliah, sehingga dapat diterapkan dilingkungan masyarakat .

     Banyaknya mahasiswa yang hanya menuntut ilmu tanpa memikirkan betapa pentingnya pengalaman organisasi menjadi hal yang sangat umum. Pentingnya organisasi dalam menuntut ilmu juga dilakukan agar nantinya mahasiswa mempunyai bekal untuk keberlangsungan hidupnya secara sosial. Peran mahasiswa yang dibutuhkan bangsa ini diharapkan dapat merubah dan mendorong terjadinya rehabilitasi sistem tatanan dalam masyarakat agar lebih maju dan tidak tertinggal oleh daerah yang lain. Organisasi berhubungan dengan aspek sosial karena memang subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh nilai-nilai tertentu.

Sebagai makhluk sosial mahasiswa perlu mengikuti organisasi sesuai dengan pendapat J Winardi (2009 : 44) bahwa organisasi adalah sebuah wadah yang terorganisir untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Organisasi pula memiliki berbagai hal yaitu struktur, perilaku manusia dan prosesproses. Manusia yang mengikuti organisasi akan semakin tumbuh, berkembang, berubah, dan mampu untuk saling berkolaborasi. Selain itu, seseorang yang mengikuti organisasi akan cakap dalam berkomunikasi, mengambil keputusan, memotivasi, mengembangkan kelompok-kelompok dan mampu mengembangkan iklim keorganisasian.

Setiap organisasi memiliki berbagai konflik masing-masing sesuai dengan pendapat Stoner dan Wankel (Juanita, 2002 : 2) bahwa terdapat berbagai konflik dalam organisasi di antaranya yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi. Lebih lanjut Juanita (2002:2) mengatakan bahwa Konflik-konflik tersebut sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan organisasi. Konflik menjadikan mahasiswa semakin berkembang ketika mampu mengatasinya dengan baik. Berbeda halnya ketika mahasiswa tidak dapat mengatasinya dengan baik, maka mahasiswa tersebut tidak akan berkembang dan akan terkurung dengan pemikirannya sendiri.

Oleh karena itu, penting bagi organisasi kampus untuk memiliki pendekatan yang sistematis dan efektif dalam pemecahan masalah guna mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kualitas pengalaman belajar dan kerja di lingkungan kampus. Organisasi kampus memiliki lingkungan yang kompleks dan dinamis, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, dosen, staf administrasi, dan pihak eksternal seperti industri dan masyarakat sekitar. Dalam konteks ini, konflik, perubahan kebijakan, kebutuhan sumber daya yang beragam, dan tantangan lainnya dapat menjadi sumber masalah yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Pemecahan masalah dalam organisasi kampus bukan hanya tentang mengatasi masalah yang muncul, tetapi juga mengenali dan mencegah masalah potensial sebelum mereka berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Pendekatan proaktif dalam menghadapi masalah membantu organisasi kampus untuk beroperasi dengan lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan mereka.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hakikat keaktifan dalam organisasi kampus ?

2. Apa hubungan hakikat disiplin belajar mahasiswa sehingga berpengaruh pada organisasi kampus ?

3. Apa faktor utama yang memengaruhi kurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi kampus?

4. Bagaimana bentuk mental mahasiswa yang sebenarnya, sehingga berperan penting dalam organisasi kampus?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui hakikat keaktifan dalam organisasi kampus ?

2. Mengetahui hubungan hakikat disiplin belajar mahasiswa sehingga berpengaruh pada organisasi kampus ?

3. Mengetahui faktor utama yang memengaruhi kurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi kampus?

4. Mengetahui bentuk mental mahasiswa yang sebenarnya, sehingga berperan penting dalam organisasi kampus?


 

KAJIAN TEORI

Mahasiswa telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai calon intelektual atau biasa disebut sebagai agent of change. Alasan mengapa mahasiswa memiliki sebutan sebagai agen perubahan, karena mahasiswa dianggap mampu melakukan sebuah perubahan besar yang dapat membuat revolusi menuju hal yang lebih baik. (Kurniawati & Leonardi, 2013). Pada masa yang akan datang, mahasiswa merupakan calon pemimpin bangsa, untuk itu diharapkan mahasiswa memiliki jiwa, kepribadian, mental yang sehat dan kuat serta cara pandang yang baik akan suatu masalah atau persoalan. Selayaknya seorang mahasiswa harus mampu menguasai permasalahan ataupun persoalan sesulit apapun, mempunyai cara berpikir positif terhadap dirinya, orang lain, mampu mengatasi tantangan dan hambatan yang akan terjadi dan perlu memiliki sikap pantang menyerah pada setiap keadaan. (Kholidah & Alsa, 2013).

Mahasiswa diharapkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena salah satu sarana pengembangan diri bagi mahasiswa untuk hidup bermasyarakat adalah kegiatan ekstrakurikuler khususnya organisasi kemahasiswaan. Kegiatan organisasi bertujuan melatih mahasiswa untuk memecahkan berbagai permasalahan, belajar hidup bermasyarakat, dan mendapatkan ilmu yang tidak didapat dalam perkuliahan (Kurniawati & Leonardi, 2013). Bergabung dalam organisasi kampus, tentu memiliki banyak manfaat yang akan dirasakan oleh mahasiswa, seperti; melatih leadership, akan terlatih mengutarakan pendapat di depan orang lain, serta dapat mengarahkan teman-teman mahasiswa lain di organisasi tersebut. Pengalaman dalam organisasi juga akan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja (Ikhsania, 3 2013).

Menurut Elaine (2007:187), Berpikir kritis adalah berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri, maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti, asumsi dan logika. Bepikir kritis memungkinkan mahasiswa untuk menemukan kebenaran dari suatu informasi. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat mahasiswa mengerti maksud di balik ide sehingga mengungkapkan makna di balik suatu kejadian.

Dari beberrapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahawa mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan yang mampu melakukan perubahan besar menuju hal yang lebih baik diharapkan memiliki jiwa, kepribadian, mental yang kuat, dan pandangan yang baik terhadap masalah atau persoalan. Diharapkan melalui kegiatan organisasi, mahasiswa dapat melatih keterampilan kepemimpinan, berbicara di depan umum, serta belajar hidup bermasyarakat. Sehingga mahasiswa dapat mengasah keterampilan berpikir kritis yang memungkinkan mereka untuk menyelidiki proses berpikir secara sistematis, menggunakan bukti, asumsi, dan logika untuk mencapai pemahaman yang mendalam dan mengungkapkan makna di balik suatu kejadian.


 

PEMBAHASAN

 

a)       Hakikat Keaktifan Berorganisasi

Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi yang lain dari organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pimpinannya dan tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi di antara mereka praktek-praktek dari fungsi yang dijalankan tersebut. Organisasi dapat pula didefiisikan sebagai sebuah struktur hubungan kekuasaan dan kebiasaan orang orang dalam suatu sistem administrasi.

Menurut Malayu Hasibuan (2010:24) “ Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam menjapai tujuan tertentu. Atau Chester I Benhard dalam buku Melayu Hasibuan bahwa Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dan Menurut koontz dan O’Donnel Bahwa organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimasudkan untuk menjapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal di antara posisi-posisi yang telah diserahkan tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat/ menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu-individu berusaha, dikoordinasi. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang saling berpengaruh antara beberapa orang yang saling beriteraksi dan berkerjasama daalam rangka mencapai tujuan bersama.

Organisasi mencapai tujuannya apabila anggota yang adalamnya saling berinteraksi dan saling bekerja sama dengan baik sesuai harapan organisasi tersebut. Sedangkan mahasiswa adalah setiap orang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa mahasiswa adalah suatu yang sandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi (sudah secara resmi tedaftar), dimana aktifitasnya adalah belajar atau menuntut ilmu pada jurusan atau program studi tertentu dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual di masa depan.

Dari uraian diatas mengenai pengertian organisasi dan mahasiswa maka organisasi mahasiswa adalah subsistem kelembagaan non struktural universitas yang merupakan sebuah wadah dan sarana perbedaannya diri mahasiswa yang diharapkan dapat menampung dan menyalurkan minat, bakat dan kemaran sekaligus menjadi wadah kegiatan peningkatan penalaran dan keilmuan, serta profesi mahasiswa yang merupakan bagian dari proses pendidikan. Menurut sukiman Organisasi mahasiswa merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa.” Sedagkan buku pedoman Universitas HKBP Nommensen (2017:25) Menjelaskan bahwa Kepemimpinan Organisasi Mahasiswa adalah sebagai berikut :

1)    Dekan melalui ketua program studi untuk merencanakan kegiatan program studi yang berkaitan dengan kegiatan tridarma PT dan kerja sama selama periode kepemimpinannya (4 tahun) dalam bentuk rencana Operasional (Renop) tahunan berdasarkan Renstal fakultas sesuai tuntutan perkembangan IPTEKS dan kebutuhan penguna lulusan.

2)    Dekan dan Wakil Dekan mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan penerapan buku panduan Akademik, pedoman penulisan dan pembingbingan Skiripsi, Implementasi Kurikulum, pedoman jaminan Mutu, Kode Etik dan tenaga kependidikan, dan Kode Etik mahasiswa.

3)    Dekan membentuk dan melantik kepanitiaan yang menunjang kegiatan fakultas seperti : panitia pelatihan dan pertemuan ilmiah ( lokakarya, seminar,dll.) misalnya yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan tentang penyusunan dan revisi kurikulum, Silabus, RPS, dan bahan ajar /modul pembelajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan lain lain.

4)    Dengan membentuk, melantik kepengurusan dan mengoordinasi unit unit ditingkat fakultas, seperti : Fakultas Keguruan dan ilmu pedidikan (FKIP) Universitas HKBP Nommensen (FKIP), dan paduan suara fakultas keguruaan dan ilmu pendidikan (FKIP) Universitas HKBP Nommensen.

5)    Dekan juga membentuk dan melantik, kepengurusan tingkat fakultas, misalnya : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Ikatan Alumni Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas HKBP Nommensen UHN. Dan menurut kepmen Dikbud nomor : 155/U/2005/2013 Organisasi mahasiswa merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam elemen yang sangat penting dalam prosses pendidikan diperguruan tinggi.

Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan, peningkatan, kecendekiawanan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pedoman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa dan kesatuan. Dengan demikian organisasi mahasiswa merupakan suatu kelompok dari beberapa orang mahasiswa dengan suatu koordinasi yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di tetapkan ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan. Dalam organisasi terdapat adanya suatu hubungan atau intraksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain untuk melakukan suatu kerjasama demi tercapainya suatu tujuan. Pada saat ini, dikenal ada dua macam organisasi mahasiswa yaitu “organisasi intrauniversiter dan organisasi ekstra-universiter. “organisasi intra universiter adalah organisasi kemahasiswaan yng berkedudukan di dalam perguruan tinggi, yang ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di perguruan tinggi tersebut atau sewaktuwaktu melibatkan peserta dari luar.

Organisasi intra terbagi menjadi dua bagian yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya yang terdiri dari organisasi tingkat universitas (ruang lingkupnya tingkat universitas), organisasi tingkat fakultas (rang lingkupnya satu fakultas), dan organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan). Kedua, organisasi berdasarkan minat dan bakat atau lebih dikenal dengan nama unit kegiatan mahasiswa (UKM) dengan ruang lingkupnya ada yang setingkat fakultas dan lebih banyak setingkat universitas. Organisasi ekstra universiter, yaitu organisasi yang berkedudukan diluar perguruan tinggi tertentu, dimana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi. Misalnya gerakan Mahasiswa Kristen Indonesian (GMKI). Pembentukan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan baik pada tingkat universitas, fakultas, dan jurusan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen mengacu kepada keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan diperguruan tinggi yang bentuk dan badan kelengkapannya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku dan status Nommensen. menyatakan bahwa : Aktivitas dapat diartikan sebagai keaktifan atau kegiatan. Aktivitas dibagi menjadi 2 yaitu : aktif yang hanya dengan alasan yang lemah saja sudah mau bergerak untuk melaksanakan kegiatan dan tidak aktif yang walaupun ada alasan-alasan yang kuat untuk menjalankan suatu kegiatan, masih belum mau melaksanakan kegiatan tersebut. Dimana keaktifan mahasiswa dalam sebuah organisasi dapat dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang untuk aktif dalam kegiatan “ keaktifan adalah suatu kegiatan /aktifitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik, seperti mental, intelektual dan emosional.”

Keaktifan berorganisasi adalah belajar melakukan kegiatan dengan beraktifitas, bergerak dalam melakukan seuatu dengan arti dari setiap situasi dialamnya dengan menggunakan apa yang dipelajari untuk keuntungan keompok dengan mengupayakan agar segalanya terlaksana” jadi dapat disimpulkan bahwa keaktifan mahasiswa dalam organisasi merupakan suatu perilaku atau tindakan nyata yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang mahasiswa dalam kegiatan organisasi tersebut.

Unsur Unsur Keaktifan Organisasi Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.

1.   Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personel. Pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatnya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi oranisasi, para manager yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing masing dan para pekerja (workers).

2.   Kerja sama yang dimaksud dengan kerja sama adalah suatu perbuatan bantu atau suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama sama untuk mencapai tujuan bersama.

3.   Tujuan bersama merupakan arah atau suasana yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan diapai, yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola, kebijakan, strategi, anggaran dan peraturan peraturan yang telah ditetapkan a.Lingkungan, yaitu keadaan sosial, budaya ekonomi dan teknologis b.Kekayaan alam, yaitu keaadaan iklim, udara air, cuaca, flora dan fauna

4.   Fungsi Keaktifan Organisasi Menurut Muflihin (2015-9) adalah

a. Sebagai wadah atau sarana bertemu dan berkumpulnya individu

b. Sarana untuk mempermuda terwujudnya harapan, cita cita attau tujuan individu dan tujuan bersama

c. Media untuk menyalurkan ide gagasan, pendapat atau gagasan atas sesuatu yang dipandang lebih baik untik dikerjakan dalam rangka tujuan yang dimaksud.

d. Arena untuk mampu mengerti, memahami dan menerima kondisi dan atau sikap seseorang atau sesuatu yang sedang dihadapi.

e.Sarana mengasah kemampuan diri dalam keberanian menyampaikan pendapat atau argumentasi atas sesuatu yang sedang dibicarakan.

Pada dasarnya partisipasi didefenisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya utuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Menurut keith Dalam buku Kompri, (2017:244) usaha meningkatkan disiplin belajar yaitu :

a. Kesadaran diri Sebagai pemahaman bahwa disiplin dipandangnya penting bagi bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.

b. Pengikutan dan ketatan Sebagai langka penerapan atas peraturan peraturan yang mengatur perilaku seseorang

c. Teladan Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya dibandingkan hanya sekedar dengan kata kata

d. Hukum Hukuman sebagai usaha untuk menyadarkan meneroksi dan meluruskan perilaku yang salah sehingga anak kembali pada perilaku

e. Lingkungan berdisplin Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang

f. Latihan berdisiplin Disiplin dapat juga dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan Partisipasi mendorong orang orang untuk menrima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok.

Ini juga merupakan proses sosial yang melaluinya orang orang menjadi terlibat sendiri dalam organisasi dan mengwujudkan keberhasilannya. Pada saar orang orang mulai menerima tanggung jawab aktivitas kelompok, mereka melihat adanya peluang untuk menyelesaikan hal hal yang mereka inginkan, yaitu merasa bertanggung jawab menyelsaiakn pekerjaannya. Gagasan tentang upaya menimbulkan kerja tim dalam kelompok ini merupakan langka utama mengembangkan kelompok untuk menjadi unit kerja yang berhasil. Jika orang mau melakukan sesuatu, mereka akan menemukan cara melakukannya, Kegiatan organisasi mahasiswa sering dilakukan di luar jam pelajaran sama halnya dengan kegitatan ekstrakurikuler siswa. Sehingga indikator keaktifan berorganisasi dalam penelitian ini berupa bentuk keaktifan dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Berikut akan dijelaskan lebih rinci lagi tentang bentuk keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi mahasiswa yaitu :

Pertama tingkat kehadiran dalam pertemuan, tingkat kehadiran mahasiswa dalam pertemuan yang telah ditentukan dalam organisasi tersebut, sangat berpengaruh terhadap kecakapan pengembangan bakat ataupun minat dari mahasiswa tersebut tingkat kehadiran mahasiswa dalam pertemuaan dapat dilihat dari alasan utama masuk dalam organisasi tersebut. Apabila seorang aktif dalam berorganisasi karena berdasarkan kemauan sendiri dan memiliki tujuan yang baik, maka mahasiswa tersebut akan senang hati selalu hadir dalam pertemuan tanpa mengganggu kegiatan penting lainnya (perkuliahan) sehingga bakat dan minatnya akan terbentuk secara sempurna.

Kedua jabatan dipegang dalam organisasi mahasiswa jabatan yang dipegang akan mempengaruhi keterlibatannya dalam organisasi tersebut, semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam sutu organisasi maka akan semakin besar pula waktu yang harus diluangkan untuk tuntutan kerja dalam kegiatan organisasi dan memiliki tugas maupun tanggung jawab yang besar dalam memimpin anggotannya sehingga tercapai tujuan organisasi tersebut. Sebaliknya apabila dalam korganisasi tersebut hanya menjadi anggota saja maka keterlibatannya tidak sesibuk menjadi pengurus inti.

Ketiga pemberian saran, usulan, kritik, dan pebdapat bagi pningakatan organisasi. Dalam organisasi mahasiswa untuk peningkatan mutu dan ketercapaian tujuan dari organisasi tersebut maka dibutuhkan saran, usulan, kritik, dann pendapat yang membangun dari anggota. Setiap anggota berkewajiban memberikan kontribusi dalam pemberian saran, usulan, kritik, dan pendapat agar mahasiswa terlatih untuk mendengar pendapat orang lain, menganggap usulan atau kritik orang lain, menghormati saran orang lain. Keempat kesediaan anggota untuk berkorban, dalam organisasi mahasiswa banyak hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk itu diperlukan kesediaan anggota untuk berkorban. Misalnya meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan organisasi, watu luang atau ewaktu bermain mahasiswa akan sedikit, bahkan waktu untuk pekerjaan rumah maupun tugas kampus akan tersita. Untuk itu maasiswa yang aktif dalam organisasi harus dapat membagi waktunya dengan memperioritaskan kegiatan yang penting terlebih dahulu. Kelima motivasi anggota , seseorang aktif dalam organisasi mahasiswa pasti ada motivasi tersendiri tegantung pada mahasiswa tersebut. Motivasi seseorang ikut serta dalam organisasi adalah untuk mendapatkan kecakapan dengan yang tidak mungkin di dapatkan si bangku perkuliahan mencapai sebuah prstasi. Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi, prestasi akademis maupun non akdemi sangat penting, jika aktif berorganisasi seorang akan terbiasa bekerjassama dengan orang lain (works as a team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management), terbiasa membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Motivasi lain adalah eksistensi dan aktualisasi diri dalam lingkungan dimana berada. Ekisitensi ini terkait dengan kegiatan ego yag ada dalam diri mahasiswa lainnya. Bahkan, lngkup tersebut sampai kepada keinginan untuk lebih dikenal para dosen dilingkungan fakultas atau proram studinya. Motivasi ini menjadi bagian yang tak terpisahkan ketika mahasiswa ikut serta dalam organisasi untuk berorganisasi.

Banyak manfaat yang akan di dapat jika aktif dalam organisasi, senada dengan pendapat umum menyatakan bahwa melalui kegiatan yang dilakukan di luar akademik perkuliahan, para pelajar dapat mengekoplarasi kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat yang di miliki kegiatan dalam suatu organisasi yang bersifat positif tidak hanya berguna untuk mengisi waktu luang saja, tetapi juga dapat memotivasi pelajar untuk lebih menikunini bagdangnya dan berpartisipasi dalam organisasi sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik yang diraih oleh pelajaran diri sendiri. Ketiga memperluas jaringan atau networking di dalam organisasi akan banyak orang baru yakni teman teman mahasiswa seangkatan, seenior, mahasiswa dan jurusan lain, atau prakisi dibidang organisasi dapat membantu memperluas jaringan atau networking. Keempat mengasah kmampuan sosial, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga lebih aktif di banding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut organisasi, maka akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang kelima problem solving dalam manajemen konflik, dalam mengikuti organisasi kita dituntut untuk belajar memecahkan masalah apabila sewaktu-waktu terjadi kendala mengenai organisasi. Berdasarkan manfaat yang didapat setelah aktif dalam organisasi, organisasi mahasiswa berperan sebagai pendongkarat pningkatan capaian hasil belajar mahasiswa yang bisa diwijudkan melalui indeks prestasi mahasiswa tersebut sehingga prestasi belajar juga akan meningkat.

b)      Hakikat Disiplin Belajar

Disiplin dapat diartikan secara etimologi maupun termonilogi. Secara eitimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa ingggris “dicipline” yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis, istilah disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan senang hati pada ajaran-ajaran para pimpinannya. Disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggungjawab tanpa paksaan dari siapa pun. Disiplin disini adalah setiap hal atau pun pengaruh yang dibutuhkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memehami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting dengan tata cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya .

Menurut Kompri (2017:236) Disiplin Belajar adalah perilaku atau tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang ditetapkan secara individu ataupu kelompok sejak aturan itu diterapkan atau diberlakukan suatu panggilan hidup karena tanpa belajar akan mengakibatkan menurunnya kualitas diri seseorang.

Menurut Abdullah dalam buku Kompri (2017:245) agar setiap orang bisa membiasakan disiplin belajar dan memanfaatkan waktu, perlu mengajarkan sembilan kiat mengelola waktu, yaitu : Biasakan tertib dan teratur. Selalu terencana. Biasakan bekerja dengan data dan informasi akurat. Sediakan perangkat yang memadai. Jangan menunda/mengulur waktu. Selalu tepat waktu. Usahakan cepat,ringkas, dan selamat Biasakan cek dan ricek, dengan cara membuat daftar yang akan dikerjakan , memadai yang sudah dilaksanakan. Meneliti kembali setelah selesai.

Menurut Malayu (2016:194), ada delapan Indikator-indikator Kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya :

1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepadda karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sunggu-sunggu dan disiplin dalam mengerjakannya

2. Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karna pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahanya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur adil, sserta sesuai dengan kata perbuatan dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

3. Balas Jasa Balas jasa (gaji kesejateraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberi kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

5. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang

6. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisplinan karyawan perusahan. Pimpinan harus berani ddan tegas, bertindak untuk menhukum setiap karyawan yang indsiplinear sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indsiplinear akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan.

7. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.

Kesimpulan Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolok ukur untuk mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan karyawan yang baik, mencerminkan bahwa fungsi fungsi MSDM lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Sedangkan Menurut Kompri, M.Pd.I. Kedisplinan (2017:246) Dalam belajar yaitu :

1. Mengikuti pedoman umum untuk belajar keteraturan dalam belajar , konsentrasi, tertib dalam belajar

2. Cara mengatur waktu, pengelompokan waktu, penjatahan waktu. Agama apapun mengajarkan agar waktu dapat dimanfaatkan degan sebaik mungkin. Tepat waktu dalam belajar, sangat membantu kita untuk memperoleh prestasi yang tinggi.

Mahasiswa seharusnya tepat waktu dalam datang maupun kuliah. Dan sebaiknya harus membuat jadwal belajar baik dikampus maupun dirumah yang disesuaikan dengan kegiatan seharinya. Agar tidak ditemukan lagi mahasiswa yang keluar masuk seruangan seenaknya ataupun membolos kuliah dan menghabiskan waktunya untuk hal hal yang tidak penting dalam penyelesaian tugas pun ketetapan waktu untuk harus di perhatikan, agar tugas mendapat nilai yang bagus maka sebaiknya tugas dikerjakan dengan rentang waktu yang tidak singka/deadine melainkan dikerjakan secara rutin dengan waktu yang maksimal. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin perbuatan tidak ada artinya sebaiknya tanpa disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Dimana disiplin perbuatan mengharuskan seseorang untuk mengikuti dengan ketat perbuatan atau langka tertentu dalam perbuatan agar dapat mencapai dan menghasilkan sesuatu dengan standar yang telah ditetapkan. Mahasiswa diharapkan patuh dan tidak menentang segala aturan yang ditetapkan oleh perguruan tersebut. Sebagai mahasiswa yang memiliki disiplin yang tinggi seharusnya memiliki tingkah laku yang menyenangkan seperti tidak mencontek saat ujian, tidak membuat keributan di ruang belajar, tidak malas dalam belajar baik mengerjakan tugas maupun meengulang kembali pelajaran yang sudah dilewati di ruang. Tidak berbohong, mengaku mengerjakan tugas sendiri padahal menyuru orang lain untuk menyelesaikan tugas untuk dirinya sendiri, sebaiknya mengerjakan secara mandiri atau berdiskusi dengan teman yang lebih memahami jika ada yang kurang dipahami. Berdasarkann pendapat di atas maka disimpulkan bahwa indikator disiplin belajar yang akan diteliti adalah disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Berdisiplin waktu apabila seseorang memulai dan mengakhiri pekerjaan tepat waktu, sedangkan disiplin perbuatan mengharuskan seseorang untuk mengikuti dengan ketat perbuatan atau langka tertentu dalam perbuatan agar dapat mencapai dan menghasilkan sesuatu dengan standart yang telah ditetapkan. Kedua disiplin ini harus dilaksanakan serentak dan tidak separuh-separuh. Belajar dalam arti formal terjadi dikampus, selain itu mahasiswa dituntut untuk belajar dirumah meliputi pengulangan apa yang telah di pelajari dikampus dan persiapan kuliah pada pertemuan berikutnya.

Disiplin belajar dapat berupa disiplin belajar dikampus dan disiplin belajar dirumah. Apabila mahasiswa memiliki disiplin belajar yang tinggi maka mahasiswa tersebut akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya di antaranya disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar dikampus, disiplin mengikuti ujian, disiplin menepati jadwal belajar, ketepatan dalam melaksanakan dan mengumpulkan tugas-tugas. Oleh karena itu dengan disiplin belajar yang tinggi akan mampu memberikan arah bagi mahasiswa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

c)       Hakikat Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Adapun belajar adalah suatu proses yang mengakibatan perubahan dalam diri individual yaitu prubahan tingkah laku. Karna prestasi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingka laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Namun secara umum, belajar tersebut akan sukses jika memenuhi dua persyaratan yaitu :

1. Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa yakni siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya.

2. Ada kesiapan untuk belajar, yakni kesiapan siswa untuk memperoleh pengalaman pengalaman baru, baik pengetahuan maupun keterampilan.

Selanjutnya Qohar dalam Hamdani (2015:137) mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekrjaan hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan. Setelah menelusuri uraian diatas, dapat dipahami mengenai makna prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri indivu, yaitu peerubahan tingka laku . dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar.

Menurut Syaiful bahri Djamarah, dalam Hamdani, (2015:138) Dari pendapat di atas, maka dengan demikian prestasi belajar adalah hasil perubahan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan yang dimasudkan adalah perubahan kearah yang lebih baik (positif). Dimana dari malas menjadi rajin, dari bandel menjadi jujur, dan pemalu menjadi pemarah dan lain sebagainya.

Namun dalam bentuk kualitas, maka prestasi belajar anak sering digunakan simbol-simbol nilai berupa angka. Semakin tinggi nilai siswa, maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapainya. Pada posisi lain, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. (Hamdani, 20115:138) Hal senada dikemukakan oleh mulyasa dalam Istirani dan pulungan (2014:189) bahwa prestasi belajar adalah hal yang diperoleh seorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukannya seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kebutuhan yang dilakukanya peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar, berupa perubahan-prubahan perilaku yang oleh bloom dan kawan kawan dikelompokkan kedalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor, jadi, prestasi belajar adalaah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha usaha belajar. (Arif Gunarso, dalam Hamdani, 215:138).

Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhinya prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor ari luar (eksternal). Menurut Arif dalam buku Hamdani, (2015 : 138)

a.     Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.

1)    Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalahnya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinnggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatann belajar mengajar.

2)    Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan lilis mengatakan bahwa faktor jasaniah, yaitu ancindra yang tidak berfungsi bagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacaat tubuh atau prkembangan yang tidak semperna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelaianan tingka laku.

3)    Sikap

Sikap, yaitu suatu kecendrungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

4)    Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengongat sesuatu secara terus-menerus minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan sedang pada sesuatu.

5)    Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan kepada masa yang pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi utuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing masing.

6)  Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang utuk melakukan sesuatu. Motvasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang temasuk dalam lingkungan sosial adalah adalah guru, kepal sekolah, staf administrasi, teman teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat alat belajar, dan lain lain. Adapun yang termasuk dalam lngkungan nonsosial adalh gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Pengaruh lingkungan pada umunya besifat posif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

Menurut slameto dalam Hamdani (2015:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

1) Keadaan lingkungan Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana dijelaskan slameto bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

2) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karna itu. lingkungan, sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru engan siswa, alat alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil hasil belajarnya.

3) Lingkungan masyarakat Disamping orangtua, lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaaa pendidikan. Lingkungan alam seekitarnsangat berpengaruh terhadap perkembangan prbadi anak sebab dalam kehidupan sehari hari anak akan lebih banyak begaul dengan lingkungan tempat ia berada.

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa semua elemen yang ada pada mahasiswa sangat mempengaruhi seseorang tersebut untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Semua faktor baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik. Dalam kegiaan pembelajaran, mahasiswa dikatakan berhasil atau tidak, salah satu caranya dengan melihat nilai-nilai hasil perolehan mahasiswa dalam kartu hasil studi (KHS). Prestasi belajar mahasiswa yang dapat digunakan dalam peelitian ini adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam angka-angka atau huruf yang tercantum dalam kartu hasil studi masing-masing mahasiswa dari semua mata kuliah yang dibawa dalam satu semester yaitu indeks prestasi mahasiswa program studi pendidikan ekonomi stambuk 2017 fakultas ekonomi Universitas HKBP Nomensen Medan.

Menurut buku pedoman Universitas HKBP Nomensen medan ( 2017:37 ) “indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan studinya. Indeks prestasi dapat dihitung dengan cara: Menghitung IPK, yaitu sama dengan jumlah hasil kali kredit (KR) terhadap bobot nilai (BT) dari semua matakuliah dalam satu kurun waktu atau program studi tertentu dibagi jumlah kredit semua matakuliah yang bersangkutan dalam kurun.


 

KESIMPULAN

 

Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi yang lain dari organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pimpinannya dan tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi di antara mereka praktek-praktek dari fungsi yang dijalankan tersebut. organisasi mahasiswa merupakan suatu kelompok dari beberapa orang mahasiswa dengan suatu koordinasi yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di tetapkan ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan.

Mahasiswa memiliki kelebihannya masing – masing, mulai dari cara pandang yang kontekstual, realistis, dan inovatif. Mahasiswa sangatlah diperlukan dalam perubahan zaman, katrena cara berfikir mahasiswa sudah tingkat atas. Namun pada kenyataannya mahasiswa takut masuk kedalam organisasi kampusnya masing – masing. Penyebab mahasiswa takut masuk kedalam organisai kampus adalah pertama, berhubungan dengan hakikat keaktifan  berorganisasi. Mahasiswa lebih banyak memilih untuk diam saja dibandingkan harus bersuara. Kedua, prestai belajar. Dengan masuk organisasi kampus mahasiswa takut bahwasannya waktu yang seharusnya untuk belajar, mengerjakan tugas malah digunakan untuk berdiskusi, rapat, dan melaksanakan program kerja yang notabelens nya tidak dibayar dan dianggap membuang buang waktu dan tenaga saja. Ketiga masalah Internal dan Eksternal, seperti keadaan lingkungan, finansial, dan keluarga.

 


 

SARAN

 

Bagi Organisasi

Diharapkan bagi setiap organisasi, terutama pengurus di dalam organisasi tersebut untuk membangun, mempertahankan maupun meningkatkan iklim di dalam organisasi yang baik, membangun persaingan akademik namun tetap aktif dalam kegiatan berorganisasi, mempererat keanggotaan sehingga antar anggota terbangun keperdulian dan saling bantu dalam perkuliahan maupun kehidupan 12 sehari-hari. Dalam melakukan rekruitmen perlu memahami karakter organisasi, sehingga karakter anggota yang didapat sesuai dengan karakter organisasi tersebut.

Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan atau mempertahankan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang dimiliki, dengan cara terus mengasah kemampuan memecahkan masalah yang ada di dalam organisasi, dengan berani menghadapi masalah tersebut dan tidak menghindar, sehingga menambah pengalaman dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari, serta mempertimbangkan manfaat yang di dapat dalam mengikuti organisasi.

 


 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Rosy, Brillian, and Triesninda Pahlevi. 2015. "Penerapan problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah." Prosiding Seminar Nasional. Vol. 160.

J Winardi. (2009). Manajemen Perilaku Organisasi (Edisi revisi). Jakarta: Kencana.

Moh Khoerul Anwar. (2012). Identifikasi Problem Solving Konflik dan Cara penyelesaiannya pada Pengurus Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidkan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian Latihan Mahasiswa: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri yogyakarta.

Leny dan P.  Tommy Y.S.  Suyasa. (2006). “Keaktifan   Berorganisasi   dan Kompetensi Interpersonal”, Jurnal Psikologi, Vol. 8 N0. 1. Universitas Tarumanegara.

Komentar